Pasaman, - Tim tanggap darurat bencana alam dari Universitas Andalas (Unand) menyimpulkan, para pengungsi di kedua daerah tersebut membutuhkan listrik dan air bersih.
“Kebutuhan warga pengungsian gempa bumi di Pasaman dan Pasaman Barat saat ini adalah ketersediaan air bersih dan listrik, ” ungkap Zaini ST MSc PhD, Selasa (8/3)
Zaini menjelaskan, saat ini timnya telah membangun dua buah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang berada di Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, dan Kampung Tengah, Kajai, Pasaman Barat, untuk memasok kebutuhan listrik warga di pengungsian.
“Kita mengakui dua unit PLTS yang kita bangun masih sangat kurang. Misalnya, di Pasaman, dibutuhkan lima unit PLTS bagi warga yang belum mendapatkan pasokan listrik pascagempa, ” tambahnya.
Zaini menambahkan, setiap PLTS yang ada, dapat memasok kebutuhan listrik bagi 40 unit tenda pengungsian.
“Listrik menjadi kebutuhan urgent bagi para pengungsi. Satu unit PLTS menelan biaya Rp5 juta. Masih banyak lokasi pengungsian yang membutuhkan listrik ini, ” jelasnya.
Baca juga:
Presiden Jokowi Jenguk Buya Syafii di Sleman
|
Humas komando tanggap darurat gempa bumi Pasaman, Budhi Hermawan menyebutkan, lokasi pengungsian di Nagari Malampah dan Malampah Barat lokasinya tersebar, sebagian masih sulit dijangkau kendaraan, akibat terputusnya empat unit jembatan di wilayah itu, terdampak banjir dan galodo.
"Bantuan PLTS di pos-pos pengungsian di Pasaman, akan mampu menjawab kebutuhan listrik bagi daerah-daerah pinggir, yang sulit dijangkau kendaraan, " ujar Budhi, di posko media center komando tanggap darurat Pasaman, komplek Kantor Camat Tigo Nagari.-